Banyak orang akan nampaknya akan lebih sering mendapati kalau banyak pedagang lebih rela melakukan banyak cara, bahkan cara nakal sekalipun untuk meningkatkan keuntungannya daripada harus menjual barang dagangannya dengan harga murah dan kualitas yang baik. Namun, siapa sangka ternyata di National Formosa University, Taiwan ternyata ada sosok yang rela berjualan tapi tanpa mementingkan keuntungan yang didapat.

Sosok tersebut adalah seorang nenek baik hati yang sudah berusia 85 tahun. Ia mengatakan kalau tujuan dirinya untuk berjualan adalah bukannya untuk mendapat keuntungan, tetapi…

Menurut laporan dari EBC, satu porsi mie atau satu porsi nasi daging yang ia jual hanya sekitar 20 NT$ (sekitar Rp 9000) dan satu porsi sop daging kecil hanya 10 NT$ (sekitar Rp 4500). Selain itu, asal para pelajar memanggilnya ‘Nenek’, maka mereka akan bisa mendapatkan gratis telur rebus atau bakso tambahan secara gratis.

Nenek itu mengatakan,"Walau setiap bulannya aku harus mengalami kerugian hingga 10.000 NT$ (sekitar 4,5 juta rupiah), asalkan membuat perut mereka kenyang, aku sudah merasa bahagia."

Banyak orang sekitar yang begitu salut dengan tindakan nenek satu ini. Nenek ini menganggap semua anak seperti anak-anaknya sendiri yang harus 'diberi makan'. Namun, orang-orang juga merasa aneh, mengingat jangankan untuk mendapat keuntungan, untuk menutup modal jualannya saja sulit! Tapi, nenek tetap saja melakukan usahanya dengan senang hati dan terus tersenyum melayani pelanggan.

Nenek juga mengatakan,"Anak-anak ini sedang dalam masa pertumbuhan, mereka butuh makan yang banyak. Selain itu tuntutan pendidikan semakin tinggi, maka perut mereka harus tetap penuh dan terisi agar bisa belajar dengan baik."

Sebelumnya diketahui kalau nenek awalnya sudah berjualan sejak 20 tahun yang lalu. Setahun yang lalu, ia baru pindah ke daerah sekitar kampus dan yang membuat orang salut adalah walau sudah melewati waktu begitu lama, ditambah lagi harga barang sekarang semuanya naik, tapi nenek sama sekali tidak berniat untuk menaikkan harga dagangannya!

Melihat kondisi nenek yang selalu merugi, ada seorang pengusaha yang sempat mengatakan padanya,”Jika kamu terus seperti ini, kamu tidak akan bisa menjual lebih banyak makanan. Naikkan saja sedikit harganya.” Tapi, tetap saja nenek mengatakan,”Tidak perlu! Untuk apa menaikkan harga? Belum tentu semua anak bisa membayarnya. Lagipula tidak perlu khawatir, aku walau merugi, tapi aku tidak sampai berhutang pada orang lain. Anakku setiap bulan pun memberikan uang untuk aku hidup. Semuanya masih bisa aku kendalikan.”

Kondisi keluarga nenek sendiri sebenarnya bisa dibilang berkecukupan. Memang sang suami tercinta sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, tapi anak tertuanya adalah seorang profesor, anak keduanya memiliki pabrik dan anak bungsunya menikah dengan orang Jepang. Sekarang ia sudah memiliki 4 orang cucu yang selalu mengunjunginya di saat libur. Namun, memang nenek lebih suka melewati kehidupan yang sederhana.

Nenek juga mengatakan,”Uang yang setiap bulan diberikan anakku memang selalu habis setiap bulannya, tapi aku menggunakannya untuk berbuat hal baik. Aku rasa anak-anakku pun tidak akan keberatan dengan tindakanku ini.”

Nenek ini sungguh membuat banyak orang salut kepadanya. Padahal ia harusnya bisa dengan nyaman dan santai menikmati hari tuanya. Tapi, ia lebih memilih untuk ‘berdagang’ dan mengenyangkan perut banyak pelajar. Selain itu, nenek juga mengatakan,”Aku membuka kedai bukan untuk mencari keuntungan, tapi agar banyak tamu yang datang dan membuat mereka bahagia dengan makananku.”

Semoga nenek ini sehat selalu ya! Salut sama nenek satu ini!

Sumber: EBC